Komitmen untuk membangun hingga daerah pelosok merupakan bagian dari kerja bersama atau kolaborasi dalam rangka menekan tingkat ketimpangan wilayah. Hal itu, berkorelasi ketika dilakukan kunjungan lintas OPD ke wilayah Desa atau Kalurahan Jerukwudel, Kapanewon Girisubo, Kab Gunungkidul, pada Sabtu, 2 Oktober 2021. Kalurahan Jerukwudel merupakan kalurahan atau desa wilayah perbukitan karst yang berjarak 97 km dari pusat Kota Yogyakarta. Kondisi alam yang berbukit kapur ala karst Gunungsewu, mengakibatkan 30 persen KK di kalurahan ini masuk kategori miskin, sebagaimana paparan Lurah Jerukwudel, Bapak Saryana; yang juga merangkap sebagai Rektor Universitas Gunungkidul.
Pada tahun 2021 ini, wilayah ini mendapat pendampingan desa prener dengan pendekatan GERILOJI (Gemah Ripah Loh Jinawi) melalui sentuhan dana keistimewaan. Bahkan pada tahun 2022, desa yang dilalui JJLS dan memiliki sejumlah telaga pada lembah karst ini, akan menerima status desa mandiri budaya. Untuk itu, kunjungan yang dilakukan oleh Paniradyapati, Kepala Dinas Koperasi UKM DIY, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Kepala Dinas DP3AP2 DIY, Kepala Biro Perekonomian & SDA Setda DIY, Perwakilan Dinas Pariwisata DIY, dan Perwakilan DIsnakertrans DIY; merupakan bagian dari upaya kolaboratif untuk mengetahui potensi dan permasalahan pembangunan kawasan di Jerukwudel atau Gunungkidul sisi tenggara. Kunjungan dilakukan di Balai Kalurahan dan melihat potensi sejumlah telaga sebagai calon sentra wisata unggulan skala desa serta progress pembangunan JJLS yang melintasi Kalurahan Jerukwudel.