Oleh: Setyo Hastuti dan Murwengdyah Sekar Menur
Peringatan Hari Koperasi ke-77 hadir dengan membawa tema Koperasi sebagai Ekosistem untuk Konsolidasi, Akselerasi dan Eskalasi Ekonomi Mikro dan Kecil’ serta tagline #KoperasiPemberdaya diperingati meriah di DIY. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop UKM) DIY menggelar Simposium Nasional Koperasi Istimewa di Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Sleman, Jumat (26/7) yang dihadiri oleh ratusan insan dai Gerakan Koperasi se DIY. Kepala Dinas Koperasi UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, mengatakan kegiatan ini bertujuan meningkatkan peran koperasi sebagai pemberdaya ekonomi mikro serta mendorong kemajuan dan kemandirian ekonomi DIY. Dalam laporannya,Srie Nurkyatsiwi menyebutkan bahwa berdasarkan data triwulan II 2024, ada 2.048 koperasi di DIY dengan Omzet pada triwulan II 2024 mencapai Rp5,22 triliun, naik Rp645 miliar dari omzet tahun sebelumnya. Kemudian jumlah anggota pada triwulan II 2024 mencapai 774.979 orang, meningkat 5,8% dalam jangka wantu setahun.
Asisten Sekretariat Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana mengatakan untuk mengistimewakan koperasi ada tiga hal yang perlu ditingkatkan. Pertama, daya juang Menurutnya, daya juang koperasi sudah tidak diragukan lagi . Kedua, meningkatkan daya kolaboratif koperasi. Ketiga, peningkatan daya adaptif. “Jika tiga hal ini dilakukan, maka koperasi akan semakin istimewa lagi,” kata jelas Tri Saktiyana. Selanjutnya, dia menyebutkan masalah yang dihadapi koperasi mengerucut pada dua hal, yakni edukasi koperasi dan regenerasi koperasi. “Kalau bisa dua hal ini bisa diselesaikan, masalah-masalah yang lain kami rasa bisa diatasi,” ujar dia. Sebelum memasuki acara puncak, dilakukan pula Ceremony Launching QRIS Dinamis Bank BPD.
Sebagai puncak acara peringatan hari koperasi ini, Simposim Nasional Koperasi Istimewa mengambil tema besar “Koperasi Pemberdaya untuk Indonesia Maju dan Mandiri”. Tiga narasumber hadir yakni Ahmad Zabadi SH MM Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM, Aji Airlangga SE MSi Ak dari Kantor Sekretariat Presiden dan Dr Revrisond Baswir, MBA Akt CA, seorang pakar ekonomi dari UGM. Simposium tersebut dibuka Drs Tri Saktiyana MSi, Asisten Sekda DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan mewakili Gubernur DIY Sultan HB X.
Ahmad Zabadi mengatakan, saat ini ada lebih dari 130 ribu koperasi di Indonesia tapi 85 persen berskala kecil. Koperasi koperasi itu menurut Ahmad sebagian besar didirikan dengan motif mendapatkan program, proposal dan minta bantuan, “Ini yang membuat koperasi tak berkembang, karena tidak otentik. Bukan didirikan berdasar kebutuhan anggota. Bukan sekedar tempat berkumpulnya orang, tapi seharusnya merupakan sumberdaya ekonomi yang dihimpun, Koperasi akan maju jika banyak anggotanya”, tandasnya.
Dalam paparan yang kedua Aji Airlangga menjelaskan “Ideologi akan membentuk pikiran dan tindakan”. Nilai dan ideologi dalam menjalankan prinsip koperasi berakar pada konsep demokrasi ekonomi, keadilan, kemandirian, dan pendidikan. Maka pembangunan koperasi yang sesungguhnya adalah pembangunan manusia yang bertujuan untuk tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi, tetapi juga mengembangkan kualitas hidup, kemampuan, dan kesadaran sosial anggotanya. Dengan mengedepankan nilai-nilai pendidikan, solidaritas, demokrasi, dan keadilan, koperasi menjadi instrumen yang mendukung pertumbuhan manusia secara holistik dan berkelanjutan.
Revrisond Baswir berbicara tentang koperasi platform yang mengamalkan cooperative governance. Intinya menurut Baswir, bisnis yang berbasis platform digital, namun dijalankan dengan mengambil prinsip koperasi serta demokratis “Contoh misalnya pinjaman online mendominasi Tapi tidak ada pinjaman online yang dimiliki oleh para peminjam. Pinjol saat ini kapitalis, dimiliki segelintir orang dan banyak lainnya hanya peminjam. Ini sudah ada contoh dan banyak berkembang di banyak negara, ungkapnya. Koperasi platform tepat ketika saat ini kita ingin mengajak generasi Y. Z dan Alpha untu masuk ke dalam koperasi. Anak muda bisa didorong mengembangkan aplikasi yang tak bergantung pada para pemodal. “Ada banya koperasi platform berkembang dan saat ini yang bisa dikembangkan adalah di transportasi online, daripada dijadikan mitra,para driver akan lebih suka kalau mereka juga memiliki platform itu,” lanjutnya.
Sementara, Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Ir Srie Nurkyatsiwi yang menjadi penyelenggara mengatakan, simposium tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan koperasi di DIY. Ada 2.043 koperasi di DIY yang didorong berkembang untuk menggerakkan.ekonomi masyarakat di DY di tengah masifnya digitalisasi segala sektor Namun, lanjutnya, apabila tidak melakukan penyesuaian tidak akan sanggup bertahan dengan layanan lain yang dihadirkan. Berangkat dari kondisi tersebut, disimpulkan, koperasi di DIY perlu menggencarkan lebih cepat gerakan modernisasi secara merata yang bukan hanya sekadar mengubah cara berbisnis dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital dan inovasi produk saja, sehingga dapat memberdayakan Usaha Mikro yang menjadi anggotanya.