Inovasi untuk Majukan Koperasi Simpan Pinjam Pola Syariah

Oleh: Anif Hidayatullah

Untuk peningkatan kapasitas koperasi, Dinas Koperasi dan UKM DIY menyelenggarakan kegiatan Sinau Bareng Sibakul Koperasi (SBSK). Pada tanggal 19 September 2024 bertempat di Aula Sekar Polo Dinas KOperasi dan UKM DIY, SBSK mengambil tema dengan tema “Inovasi Pengembangan Usaha KSPPS/ USPPS Koperasi”. Acara ini dihadiri oleh 30 orang perwakilan dari gerakan koperasi yang mengelola simpan pinjam pola syariah, dengan narasumber Mursida Rambe, Ketua Pengurus BMT Beringharjo. Pada saat membuka acara SBSK, Kepala Bidang Koperasi Setyo Hastuti mengemukakan tujuan dari acara ini adalah membuka wawasan pengurus atau pengelola koperasi  simpan pinjam pola syariah untuk mengembangkan usahanya melalui inovasi. Inovasi yang dilakukan BMT Beringharjo, yaitu  adanya ekosistem bisnis di bawah BMT Beringharjo, yaitu Angkringan Simbah Harjo, Depo Simbah Harjo, Pabrik Pupuk Jogjinawi, dan Pertanian Jogjinawi, yang seluruhnya bertujuan untuk memberdayakan anggota, bisa dijadikan contoh inovasi bagi KSPPS maupun USPPS koperasi.

Menurut Mursida Rambe, koperasi harus selalu berinovasi dan harus fokus. Karena perubahan adalah satu keniscayaan, maka mindset dari pengurus atau pengelola koperasi harus beradaptasi dan fokus pada apa yang harus diubah yang selanjutnya menentukan strategi perubahannya. Lebih lanjut, penerima penghargaan Satya Lencana Wirakarya dari Presiden RI Tahun 2024 menyampaikan bahwa BMT Beringharjo memiliki asset 230 M, >38.000 anggota harus terus tumbuh berinovasi menjawab tantangan zaman yang terus berubah. Adanya 310 anggota Angkringan simbah harjo, Depo simbah harjo, dan Malioboro Business School adalah bukti inovasi yang dilakukan BMT Beringharjo saat ini.

Narasumber yang kedua Ahmad Paryanto selaku Manager Divisi Baitul Maal BMT Beringharjo yang juga hadir dalam SBSk ini menyampaikan saat ini ada 97 orang petani dengan luas lahan binaan 25,25 ha menyuplai kebutuhan beras Depo Simbah Harjo. Depo tersebut tidak hanya menyediakan kebutuhan angkringan saja namun juga karyawan dan masyarakat sekitar. Depo mendapatkan suplai beras dari Pertanian, dan Pertanian mendapat suplai pupuk dari Pabrik pupuk Jogjinawi, itulah ekosistem bisnis yang dilakukan.

Apabila inovasi serupa dapat dilakukan secara masif dan tepat kepada gerakan koperasi, maka merupakan hal yang sangat mungkin untuk meningkatkan bisnis koperasi, meningkatkan kualitas koperasi, memperluas jangkauan pasar, efisiensi biaya, dan layanan anggota yang menjadi lebih prima.