Salah satu yang saya ambil hikmah dari pandemi ini adalah bahwa kita wajib mempunyai dana cadangan. Jangankan sebuah bisnis, sebagai individu pun sangat perlu.
Saya bukan ahli keuangan sebenarnya. Literasi keuangan pun cetek hanya berbekal yakin dan gass gass ngegasss saja. Namun di masa pandemi ini saya menjadi orang yang merasa gak terpengaruh dari sisi ekonomi. Bukan karena saya sebagai pekerja pemerintah, karena pendapatan saya paling besar bukan dari sana.
Tidak terpengaruh karena memang sejak awal mulai belajar menempatkan sumber uang tidak di satu wadah. Don t put your eggs in one basket sudah saya terapkan jauh-jauh hari. Dan dari sanalah saya bisa menempatkan dana cadangan saya beberapa kali kebutuhan bulanan di berbagai instrument keuangan.
Alhasil, selama pandemi banyak sekali keluh kesah seretnya pendapatan japri ke saya, saya masih senyum-senyum dan sebelum lebaran saya masih bisa berbagi kebahagiaan senilai belasan juta.
Berapa dana cadangan/darurat saya? tidak banyak, bahkan belum ideal untuk orang berkeluarga dengan dua anak yang harusnya butuh 36 x kebutuhan setiap bulan. Masih jauh dari pada itu. Namun mempunyai dana cadangan/darurat terasa bermanfaat.
Bukan hanya individu, dalam berbisnis pun sama. Setiap bisnis harus memiliki dana darurat. Berapa besarannya? Saya bilang minimal 3 kali lipat kebutuhan operasional bulanan usaha.
Wah besar dong jadinya, kan mending diputar lagi. Betul, jika hitungan-hitungan bisnis memang dana 3 x kebutuhan operational mending diputar untuk menghasilkan.
Namun sayang, kondisi bisnis kita itu tidak lancar-lancar saja, sekali kena pandemi seperti saat ini pada kelimpungan, dan tak jarang yang harus merumahkan karyawan. Jika punya dana darurat, paling tidak kita masih bisa survive selama tiga bulan. Sambil putar otak untuk mengoptimasi strategi bisnis dalam masa darurat, kebutuhan semala tiga bulan operasional masih kecukupi.
Sayang dong duit segitu cuma dianggurin? Nah biar tidak nganggaur, uang yang 3 x operational itu bisa disimpan dalam instrumen keuangan semisal deposito, obligasi, maupun di reksadana pasar uang. Meski tidak digunakan, uang tersebut masih bisa menghasilkan.
Bagiaman cara menyediakan dana darurat 3 x operasional? Menyediakannya langsung tentu berat, apa lagi kalau harus berhutang, wah gak rekomended saya. Cara menyediakan dana darurat bisa dengan cara menabung bulanan. Hasil usaha jangan semua dimanakan dan dihabiskan, ambilah alokasi sekitar 10 sampai 30 persen untuk di tabung setiap bulannya atau bila perlu setiap transaksi untungnya disisihkan untuk ditabung.
Biar tabungannya tidak dimakan biaya bulanan dan pajak, bisa gunakan instrumen RDPU Reksadana Pasar Uang yang bisa dibeli/tabung mulai dari 10 ribu saja.
Dimana bisa nabung RDPU? Kalau sehari baru bisa alokasikan 10rb gak perlu ke bank, capek, belum lagi harus bayar parkir. Cukup pakai aplikasi Bibit, beli reksadana bisa mulai dari 10rb. Nah kalau mau dapat cashback reksadana dari Bibit senilai Rp25.000. Silahkan gunakan kode referral ini saat pendaftaran: tipsinvestasi
Download sekarang: http://bit.ly/bibitreferral1
Nah itu yang saya kerjakan saat ini. Kalau ditanya punya uang, saya bilang tidak. Karena uang saya semuanya ada di instrumen tadi. Tapi kalau saya butuh mendesak tinggal saya jual dan saya sudah bisa menggunakannya lagi.
Ditulis oleh:
Imam Syafii
Konsultan PLUT